Seorang Srikandi
Pramuka SMAN 1 Slahung, Marita Wulaningrum siswi kelas XII.IPA.2 sukses
wujudkan impiannya taklukkan Puncak Lawu. Puncak lawu yang tenar disebut HARGO
DUMILAH dengan keinggian 3265 mdpl (meter di bawah permukaan laut) sukses
didaki 25 Desember 2011 lalu dalam event “Pengembaraan Pramuka IX” yang
diselenggarakan oleh Dewan Kerja Ranting (DKR) Kwartir Ranting Balong. Event
tahunan DKR Balong ini memang selalu aktif diikuti siswi yang akrab disapa Reta
ini.
Pendakian ke
gunung lawu ini dimulai sejak 24 Desember sampai dengan 25 Desember 2011. Meski
hari itu Pendakian Gunung Lawu baru saja dibuka karena beberapa hari yang lalu
sempat ditutup disebabkan ada evakuasi jenasah seorang pendaki yang meninggal
karena tidak tahan dengan suhu dingin, Reta beserta rombongan tidak sedikitpun
mengurungkan niatnya untuk melakukan pendakian.
Reta ini memang
sangat giat di organisasi sekolah mulai dari OSIS (Ketua periode 2010/2011),
Pramuka, PMR, Olahraga, dan sebaginya. Dia memang sangat aktif di berbagai
kegiatan Kepramukaan yang konon di usianya yang baru 17 tahun ini, sudah
mendapat title Pembina Mahir Lanjutan. Mungkin pengalaman itulah yang
mendewasakan mentalnya dan membulatkan tekadnya mewujudkan impian gapai puncak
lawu, apapun halangannya.
Bahkan Mitos
yang beredar pun tidak menciutkan nyalinya dan bersama jiwa Pramuka ia menepis
segala keraguan dalam pendakian yang baru pertama kali ia ikuti tersebut. Musim
dan cuaca yang terus hujan menambah tantangan tersendiri perjalanan menuju
puncak Gunung Lawu. Rute yang diambil Reta dkk adalah rute sebelah timur yaitu jalur
Cemoro Sewu yang terdiri dari 5 pos, yang diantaranya melewati Sumber Wesanan,
Watu Jago, Sumur Jalatundo, Sendang Derajat, dan tujuan akhir puncak Lawu;
Hargo Dumilah. Tak bisa dibayangkan seberapa dinginnya suhu yang berkisar
antara 7°C di ketinggian puncak lawu tersebut.
“Dengan
semangat pecinta alam, pendakian dimulai jam 5 sore, sehingga pendakian malam
hari semakin menantang andrenaline kami untuk menuntaskan petualangan itu.
Medan yang cukup terjal dan menanjak cukup menguras tenaga, apalagi di tambah
dengan dingin dan hujan yang terus menyertai perjalanan kami. Ada beberapa
teman kami yang harus tinggal Pos karena kondisi yang tidak memungkinkan. Ya,
saya akui saya pun juga mulai tertatih untuk mendaki. Namun, dengan bantuan dan
semangat dari teman-teman dan sesama pendaki akhirnya saya dan teman-teman pun
dapat menginjakkan kaki di Hargo Dumilah.” ujar Reta.
Pemandangan
malam yang berkabut dan lampu-lampu penduduk di bawah lereng gunung yang
mengalihkan perhatian serta canda tawa khas Pramuka mewarnai petualangan
tersebut. Setiap berpapasan dengan pecinta alam yang lain selalu ada kalimat
sapaan dari pendaki satu ke pendaki lain yang memberi semangat tersendiri. Jam
5 dini hari peserta “Pengembaraan Pramuka IX” dan rekan-rekan pendaki yang lain
sampai di puncak. Tak terlewatkan lukisan alam berupa sun rise menjadi kado keberhasilan mencapai puncak Gunung Lawu.
Keberanian yang terasa menyiksa, dasar jurang yang mengusik mata, dan di puncak
ketinggian menjawab segala tantangan. Pemandangan alam yang maha dahsyat
ciptaan Sang Pencipta Alam mampu menghilangkan segala lelah dan tidak ada hal
apapun yang dapat mewakili kecuali rasa syukur dan kagum atas ciptaan-Nya.
Begitulah catatan Reta selama perjalanan.
Dalam
perjalanan turun gunung sebagian dari mereka melakukan aksi Bakti Pertiwi dengan memungut sampah dari jalan-jalan yang
mereka lewati yang kemudian di tampung di posko Cemoro Sewu untuk dihanguskan. “Jika
tidak dimulai dari kita sendiri siapa yang akan memulai, sedangkan kehidupan
nantinya akan terus berlanjut kepada anak cucu kita. Apalagi ini musim hujan
sangat tepat untuk mengadakan penghijauan dan kenapa tidak jika Indonesia mampu
tentunya Pramuka SMA Negeri 1 Slahung pun juga mampu. Mungkin lewat event
Pramuka dan Pecinta Alam yang ada di SMA ini. Jadi, ayo hijaukan bumi Indonesia
dengan event Gerakan Pramuka. Saya yakin dengan kerja sama yang baik dari
seluruh warga sekolah SMA N 1 Slahung mampu melakukan aksi Bakti Pertiwi lainnya” begitu tambahnya.
Peserta
“Pengembaraan Pramuka IX” dengan sukarela melakukan aksi Bakti Pertiwi dengan semangat pendaki sesuai motto para
pecinta alam “Tidak mengambil apapun
kecuali gambar, tidak membunuh apapun kecuali waktu, dan tidak meninggalkan
apapun kecuali jejak”. Menurut Reta Hal itu pula yang seharusnya menjadi
motivasi kita semua untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, serta selalu
mengajarkan kita bagaimana kita harus menghargai alam dan tidak merusaknya.
Mungkin
pendakian Reta sampai ke puncak Gunung Lawu ini dapat memotivasi Pecinta Alam
Slahung Comunity ( PALASCO) yang mulai menjejakkan langkah melalui Pramuka.
Setelah seorang Reta si Gadis Tunas Kelapa yang berhasil sampai ke Puncak Gunng Lawu. Lalu siapa lagi warga SMAN 1
Slahung yang akan mengikuti jejaknya??? (BK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar