Entri Populer

Selasa, 07 Februari 2012

SRIKANDI PRAMUKA SMAN 1 SLAHUNG SUKSES DAKI PUNCAK LAWU




Seorang Srikandi Pramuka SMAN 1 Slahung, Marita Wulaningrum siswi kelas XII.IPA.2 sukses wujudkan impiannya taklukkan Puncak Lawu. Puncak lawu yang tenar disebut HARGO DUMILAH dengan keinggian 3265 mdpl (meter di bawah permukaan laut) sukses didaki 25 Desember 2011 lalu dalam event “Pengembaraan Pramuka IX” yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja Ranting (DKR) Kwartir Ranting Balong. Event tahunan DKR Balong ini memang selalu aktif diikuti siswi yang akrab disapa Reta ini.

Pendakian ke gunung lawu ini dimulai sejak 24 Desember sampai dengan 25 Desember 2011. Meski hari itu Pendakian Gunung Lawu baru saja dibuka karena beberapa hari yang lalu sempat ditutup disebabkan ada evakuasi jenasah seorang pendaki yang meninggal karena tidak tahan dengan suhu dingin, Reta beserta rombongan tidak sedikitpun mengurungkan niatnya untuk melakukan pendakian.
Reta ini memang sangat giat di organisasi sekolah mulai dari OSIS (Ketua periode 2010/2011), Pramuka, PMR, Olahraga, dan sebaginya. Dia memang sangat aktif di berbagai kegiatan Kepramukaan yang konon di usianya yang baru 17 tahun ini, sudah mendapat title Pembina Mahir Lanjutan. Mungkin pengalaman itulah yang mendewasakan mentalnya dan membulatkan tekadnya mewujudkan impian gapai puncak lawu, apapun halangannya.
Bahkan Mitos yang beredar pun tidak menciutkan nyalinya dan bersama jiwa Pramuka ia menepis segala keraguan dalam pendakian yang baru pertama kali ia ikuti tersebut. Musim dan cuaca yang terus hujan menambah tantangan tersendiri perjalanan menuju puncak Gunung Lawu. Rute yang diambil Reta dkk adalah rute sebelah timur yaitu jalur Cemoro Sewu yang terdiri dari 5 pos, yang diantaranya melewati Sumber Wesanan, Watu Jago, Sumur Jalatundo, Sendang Derajat, dan tujuan akhir puncak Lawu; Hargo Dumilah. Tak bisa dibayangkan seberapa dinginnya suhu yang berkisar antara 7°C di ketinggian puncak lawu tersebut.
“Dengan semangat pecinta alam, pendakian dimulai jam 5 sore, sehingga pendakian malam hari semakin menantang andrenaline kami untuk menuntaskan petualangan itu. Medan yang cukup terjal dan menanjak cukup menguras tenaga, apalagi di tambah dengan dingin dan hujan yang terus menyertai perjalanan kami. Ada beberapa teman kami yang harus tinggal Pos karena kondisi yang tidak memungkinkan. Ya, saya akui saya pun juga mulai tertatih untuk mendaki. Namun, dengan bantuan dan semangat dari teman-teman dan sesama pendaki akhirnya saya dan teman-teman pun dapat menginjakkan kaki di Hargo Dumilah.” ujar Reta.
Pemandangan malam yang berkabut dan lampu-lampu penduduk di bawah lereng gunung yang mengalihkan perhatian serta canda tawa khas Pramuka mewarnai petualangan tersebut. Setiap berpapasan dengan pecinta alam yang lain selalu ada kalimat sapaan dari pendaki satu ke pendaki lain yang memberi semangat tersendiri. Jam 5 dini hari peserta “Pengembaraan Pramuka IX” dan rekan-rekan pendaki yang lain sampai di puncak. Tak terlewatkan lukisan alam berupa sun rise menjadi kado keberhasilan mencapai puncak Gunung Lawu. Keberanian yang terasa menyiksa, dasar jurang yang mengusik mata, dan di puncak ketinggian menjawab segala tantangan. Pemandangan alam yang maha dahsyat ciptaan Sang Pencipta Alam mampu menghilangkan segala lelah dan tidak ada hal apapun yang dapat mewakili kecuali rasa syukur dan kagum atas ciptaan-Nya. Begitulah catatan Reta selama perjalanan.
Dalam perjalanan turun gunung sebagian dari mereka melakukan aksi Bakti Pertiwi dengan memungut sampah dari jalan-jalan yang mereka lewati yang kemudian di tampung di posko Cemoro Sewu untuk dihanguskan. “Jika tidak dimulai dari kita sendiri siapa yang akan memulai, sedangkan kehidupan nantinya akan terus berlanjut kepada anak cucu kita. Apalagi ini musim hujan sangat tepat untuk mengadakan penghijauan dan kenapa tidak jika Indonesia mampu tentunya Pramuka SMA Negeri 1 Slahung pun juga mampu. Mungkin lewat event Pramuka dan Pecinta Alam yang ada di SMA ini. Jadi, ayo hijaukan bumi Indonesia dengan event Gerakan Pramuka. Saya yakin dengan kerja sama yang baik dari seluruh warga sekolah SMA N 1 Slahung mampu melakukan aksi Bakti Pertiwi lainnya” begitu tambahnya.
Peserta “Pengembaraan Pramuka IX” dengan sukarela melakukan aksi Bakti Pertiwi dengan semangat pendaki sesuai motto para pecinta alam “Tidak mengambil apapun kecuali gambar, tidak membunuh apapun kecuali waktu, dan tidak meninggalkan apapun kecuali jejak”. Menurut Reta Hal itu pula yang seharusnya menjadi motivasi kita semua untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, serta selalu mengajarkan kita bagaimana kita harus menghargai alam dan tidak merusaknya.
            Mungkin pendakian Reta sampai ke puncak Gunung Lawu ini dapat memotivasi Pecinta Alam Slahung Comunity ( PALASCO) yang mulai menjejakkan langkah melalui Pramuka. Setelah seorang Reta si Gadis Tunas Kelapa yang berhasil sampai ke Puncak  Gunng Lawu. Lalu siapa lagi warga SMAN 1 Slahung yang akan mengikuti jejaknya??? (BK)